Best Practice: Berkat Kegiatan Program Bermutu Mengantarkan Ke Istana Negara Sebagai Pengawas Berprestasi

Oleh

               Drs. Salimudin, M.Pd

Pengawas TK/SD UPTD Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes

 

Latar Belakang

        Bulan September 2005 penulis diangkat sebagai pengawas sekolah TK/SD dan ditempatkan di UPTD Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Sekolah yang menjadi binaan penulis ada  15 sekolah yang terdiri dari 12 sekolah dasar dan 3 taman kanak-kanak. Sebelumnya penulis sebagai guru kelas dan menjadi kepala sekolah dasar selama dua tahun. Tugas utama sebagai pengawas sekolah adalah melakukan pembinaan, pemantauan dan penilaian dibidang akademik dan bidang manajerial. Beratnya tugas yang diemban sebagai pengawas tidak menjadikan kendor dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian.

       Agar  dapat melaksanakan tugas sebagai pengawas dengan baik, penulis berupaya untuk  menguasai berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan kepengawasan.  Untuk mengatasi  kondisi semacam ini penulis membaca buku-buku tentang pengawasan dan aktif mengikuti kegiatan KKPS. Penulis menyadari bahwa pengawas sekolah  merupakan  bagian dari tenaga kependidikan yang memiliki peran  sangat penting dan strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.       

02

Gambar 1 Penulis sebagai nara sumber in-service

      

Implementasi Kegiatan Bermutu           

        Tahun pelajaran 2008/2009 Kabupaten Brebes mendapat Dana Bantuan Langsung (DBL) Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (Bermutu) dari pemerintah pusat. Salah satu yang mendapat DBL adalah Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) Pantura yang menjadi wadah tempat penulis untuk meningkatkan profesionalisme sebagai pengawas sekolah. Lewat kegiatan KKPS Pantura yang menggunakan pendekatan belajar model Bermutu yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). lesson study, dan case study. Penulis merasakan manfaatnya dan belajar banyak dari bahan belajar mandiri (BBM) Bermutu.                       

         Bahan belajar mandiri Bermutu yaitu: (1) bahan belajar mandiri kompetensi supervisi akademik, (2) bahan belajar mandiri kompetensi supervisi manajerial, (3) bahan belajar mandiri kompetensi evaluasi, (4) bahan belajar mandiri penelitian tindakan kelas sebagai kegiatan pengembangan profesi  bagi pengawas sekolah, (5) bahan belajar mandiri dimensi kompentensi sosial dan keribadian,dan (6) bahan belajar mandiri dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan. Yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan KKPS Bermutu itu juga ada materi tentang  model-model pembelajaran.

         Kegiatan KKPS dengan pendekatan belajar model Bermutu sangat berguna bagi penulis  dalam membantu guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan menambah pengetahuan tentang kepengawasan. Pengetahuan itu menjadi bekal bagi penulis dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pengawas sekolah. Hasil dari kegiatan KKPS yang didanai oleh BBL Bermutu timbul niat penulis untuk mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan KKPS ke dalam pelaksanakan tugas utama pengawas sekolah yaitu pembinaan, pemantauan dan penilaian melalui kegiatan supervisi manajerial dan supervisi akademik. Rencana implementasi tersebut diawali dengan menyusun program kerja kepengawasan yaitu menyusun program tahunan kepengawasan, rencana kepengawasan akademik dan rencana kepengawasan manajerial, jadwal pembinaan bagi guru,  kepala sekolah dan kunjungan sekolah.

          Pertama penulis melaksanakan implementasi program-program kepengawasan ada beberapa yang tidak berkenan dengan program tersebut. Diantaranya adalah kepala sekolah dan guru-guru.yang mendekati pensiun Ketika penulis akan melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal supervisi dan pembinaan, tanggapan kepala sekolah dan guru terhadap penulis kurang menyenangkan. Manakala penulis menanyakan hambatan dan kesulitan apa yang dapat dibantu, seakan-akan mereka tidak mempunyai masalah.  

         Selanjutnya penulis menyodorkan instrumen supervisi akademik yang harus diisi, hampir semua aspek dan indikator yang muncul dalam instrumen dijawab baik dan sangat baik. Tetapi setelah penulis menindaklanjuti dengan kunjungan ke sekolah dan ke kelas dan mencocokkan jawaban dari instrumen tersebut  ternyata terdapat ketidakcocokan antara jawaban dengan kenyataan yang ada di sekolah dan kelas.

03

Gambar 2 Menjadi pemateri kegiatan KPPS Bermutu

   Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan secara berkesinambungan,sehingga lama-kelamaan para guru dan kepala sekolah memberikan respons yang positif dengan mengisi setiap instrumen yang disodorkan oleh penulis dijawab dengan kenyataan yang ada. Bahkan lama-kelamaan saya diminta untuk memberikan pembinaan kepada seluruh guru di sekolah binaan itu.  Hasil supervisi akademik yang penulis lakukan terhadap 12 guru kelas III pada semester I tahun pelajaran 2008/2009  hasilnya cukup mencengangkan. Dari 12 guru kelas III yang mampu menyusun perencanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik adalah 2 orang guru. Oleh karena itu, penulis menindaklanjuti hasil dari supervisi tersebut dengan memperbaiki pelayaan edukasi kepala guru melalui perbaikan pelaksanaan supervisi salah satunya dengan menggunakan model supervisi klinis. Model supervisi klinis oleh penulis  dibuat menjadi penelitian tindakan sekolah dengan judul “Supervisi Klinis sebagai Alternatif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas III dalam Pembelajaran Tematik” penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil dari penelitian ini ternyata ada peningkatan secara signifikan pada kemampuan guru kelas III dalam pembelajaran tematik yaitu dari 41,3 atau 58,8 % kategori cukup pada siklus 1,menjadi 55,7 atau 78,4 % pada siklus 2 dengan demikian ada peningkatannya sebesar 13,8 atau 19,6 %. Pelaksanaan supervisi dengan teknik supervisi klinis mengubah pandangan guru dari merasa takut manakala akan disupervisi menjadi merasa senang dan nyaman  karena supervisi klinis bertujuan memberikan layanan dan bantuan.

   Karya tulis ilmiah tersebut dalam bentuk PTS oleh penulis digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengajuan kenaikan tingkat ke golongan  IV b.  Bulan Oktober 2009  SK IV/b sudah di tangan penulis, menjadikan satu-satunya pengawas di Kabupaten Brebes yang memiliki SK IV/b. Undangan untuk menjadi nara sumber dalam pengembangan profesi mulai berdatangan di luar KKG Bermutu yang menjadi binaannya. Hampir semua KKG Bermutu yang ada di Kabupaten Brebes mengundang penulis untuk menjadi nara sumber dengan mata tatar  penelitian tindakan kelas (PTK). Sering juga diminta memberikan materi PTK pada MGMP Bahasa Indonesia, MGMP IPA,dan MGMP Bahasa Inggris. Untuk menambah pengetahuan tentang penelitian  tindakan kelas penulis mengikuti seminar di IKIP PGRI dan Undip sebagai pemakalah pendamping.

Menjadi  Pengawas Berprestasi Karena Bermutu

            Hasil kegiatan  KKPS Bermutu  dan  menjadi nara sumber pada KKG Bermutu penulis kumpulkan untuk dibuat menjadi sebuah fortofolio. Laporan penelitian tindakan sekolah ( PTS) yang disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir pada kegiatan KKPS Bermutu selama dua tahun berturut-turut oleh penulis dipersiapkan untuk menjadi salah satu karya ilmiah yang akan diajukan dalam lomba pengawas berprestasi. Tahun 2010 penulis mengikuti seleksi lomba pengawas berprestasi pada tingkat kabupaten yang diikuti oleh 17 pengawas TK/SD, ternyata penulis mampu menjadi juara satu pengawas berprestasi pada tingkat Kabupaten Brebes. Dengan persiapan yang maksimal, penulis berhasil meraih peringkat pertama tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan menyisihkan 34 orang pengawas sekolah yang merupakan wakil dari masing-masing kabupaten dan kota.

04

Gambar 3 Pemberian piagam oleh Kemendiknas

    Tanggal 18 Agustus 2010 adalah tanggal yang sangat dinantikan oleh peserta pemilihan pengawas berprestasi tingkat nasional, akhirnya penantian itu muncul jua dan penulis  menyabet juara dua pada pemilihan pengawas berprestasi tingkat nasional. Penulis merasa haru dan bangga dapat mengikuti upacara detik-detik proklamasi di Istana Negara karena tidak semua orang mendapat undangan untuk mengikuti upacara tersebut. Berkat juara nasional, pengalaman dan pengetahuan penulis bertambah. Hadiah sebagai pengawas berprestasi tingkat nasional dari presiden oleh penulis digunakan untuk mendaftar haji dan Insya Allah akan berangkat pada tahun 2014. Pada hari guru tahun 2010  Gubernur Jawa Tengah memberikan hadiah kepada seluruh insan pendidikan di Jateng yang berprestasi salah satunya adalah kepada penulis, hadiah itu oleh gunakan untuk mendaftar kuliah di PPS Unnes pada program doktor.

Sementara itu bulan pada Nopember 2012  penulis mendapat undangan dari Kemendiknas lewat P2TK Dikdas Subdit SD untuk melakukan kegiatan peningkatan kompetensi pengawas melalui studi banding ke sekolah-sekolah di Paris Perancis selama 20 hari. Sistem pendidikan di Republik Perancis dilaksanakan secara tersentralisasi yang ketat dan dikontrol oleh Kementrian Pendidikan. Anak didik boleh memulai pendidikannya pada umur 2 tahun. Pada umumnya setiap anak pada usia 6 tahun sudah wajib memasuki dunia pendidikan melalui pendidikan dasar (ecole primaire). Pendidikan formal ini biasanya didahului dengan ecole matternlle (pendidikan taman kanak-kanak/TK). Di TK ini seorang anak mulai umur dua tahun sudah dapat dimasukkan di taman bermain (semacam play group)

Berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah dan wali murid TK satu atap dengan SD yaitu  Ecole Notre-Dame de Sours 4  rue Silo 28639 Sours  Paris Perancis anak didik taman kanak-kanak  mulai belajar pukul 09.00 (pagi) sampai pukul 17.00 (sore). Sistem ini dianut karena umumnya para pegawai di Perancis bekerja dari pukul 09.00-17.00, dengan catatan   hari Sabtu dan Minggu libur. Peserta didik SD (ecole primaire) berada di ruang sekolah pada 09.00 sampai dengan 17.00  mereka sepenuhnya ada di bawah asuhan dan bimbingan guru. Di antara jam belajar itu  anak didik diberi makan siang, dan juga kadang-kadang ada acara tidur siang. Untuk biaya makan siang ditanggung oleh pemerintah dan orang tua murid dengan memperhatikan  latar belakang penghasil orang tua.

05

Gambar 4 Penulis bersama peserta didik SD di Prancis

               Pendekatan dalam pembelajaran di SD (Ecole Primaire)  menggunakan pendekatan Tematik yaitu tema sebagai pengait mata pelajaran-mata pelajaran. Mata pelajaran SD  (Ecole Primaire) di Perancis terdiri dari (a) matematika, (b) sejarah, (c) biografi, (d) saint, (e)  seni rupa dan menyanyi, (f) pendidikan jasmani dan olah raga, (g) bahasa perancis, (h) bahasa inggris, dan (h) kewarganegaraan dan budi pekerti. Sedangkan untuk taman kanank-kanak materi yang diberikan oleh guru adalah (a) berbahasa, (b) kognitif, (c) fisik motorik, (d) seni, (e) moral dan nilai-nilai kemandirian. Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara fleksibel dan sepenuhnya bergantung kepada guru, maksudnya mata pelajaran dasar biasanya dilaksanakan pada waktu pagi hari sedangkan pelajaran yang bukan dasar dilaksanakan waktu siang hari.

Hasil dari studi banding ke Perancis itu diseminasikan kepada sekolah binaan. Dengan harapan dapat menginspirasi mereka untuk lebih kreatif dan inovatif bagi guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran dan mengelola pendidikan. Berkat dukungan dari para guru dan kepala sekolah,akhirnya keberhasilan merengkuh prestasi pada sekolah binaan penulis semakin nampak antara lain  tahun 2013  dalam lomba kinerja kepala sekolah dan lomba gugus sekolah yang diikuti oleh 17 kecamatan di Kabupaten Brebes, SD Klampok 01 menjadi jura 1 lomba kinerja kepala sekolah tingkat kabupaten Brebes dan Gugus Cut Nya Dien sebagai juara 2 lomba gugus sekolah tingkat Kabupaten Brebes.         

01

Gambar 5 Penulis Study banding ke Prancis

  Berdasarkan hasil dari implentasi program Bermutu, dapat dibuat simpulan bahwa program Bermutu sangat bermanfaat dalam meningkatkan mutu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah secara berkelanjutan. Melalui kegiatan Bermutu meningkatnya mutu guru secara berkelanjutan pada tingkat sekolah,meningkatnya pelaksanaan  monitoring dan evaluasi mutu guru oleh pengawas sekolah yang pada akhirnya meningkatnya mutu pendidikan melalui  peningkatan kompetensi kinerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.        

 

 

 

2 komentar di “Best Practice: Berkat Kegiatan Program Bermutu Mengantarkan Ke Istana Negara Sebagai Pengawas Berprestasi

Tinggalkan komentar